Di halaman belakang rumahnya yang sempit, Pak Joko menanam sebatang pohon mangga. Tetangganya tertawa mengejek.
"Pohon mangga butuh lima tahun untuk berbuah. Bapak sudah tua, untuk apa?"
Pak Joko hanya tersenyum sambil terus menyiram bibit pohonnya. "Dulu saya bisa makan mangga karena ada orang yang menanam pohonnya puluhan tahun lalu. Sekarang, giliran saya menanam untuk anak cucu kita nanti."
Setiap hari dia merawat pohon itu dengan telaten. Ketika anak-anak kecil lewat, dia mengajak mereka menyiram dan bercerita tentang pentingnya menjaga alam.
Lima tahun kemudian, Pak Joko memang sudah tidak ada. Tapi pohon mangganya tumbuh rindang, memberikan buah dan keteduhan bagi anak-anak yang dulu dia ajari. Mereka memetik buahnya sambil mengenang, "Ini hadiah dari Pak Joko untuk kita semua."
No comments:
Post a Comment